BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pekerjaan
sosial merupakan suatu profesi yang terorganisir dan terencana yang juga
mengharuskan pekerja social itu sendiri memiliki hubungan relasi yang baik
dengan klien. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerjaan social yang
kegiatanpelayanan yang dilakukan oleh petugas-petugas seperti pekerja social
yang tidak menggunakan alat kecuali dirinya sendiri. Kita juga haru smenyadari
bahwa sikap dan tingkah laku merupakan hasil belajar yang didapatkan individu dari
pihak internal maupun eksternalnya yang digunakannya dalam upaya merespon suatu
kebutuhan hidupnya. sehingga individu cenderung untuk menginternalisasikan dan
menanamkan sikap dan tingkahlaku dengan komponen-komponen emosional. Sehingga
sering kali kita tidak memiliki kemampuan untuk melihatnya secara obyektif
mengenai signifikan sikap yang sesungguhnya dalam mempengaruhi dan membentuk
prilaku dan persepsi terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Sehingga
dalam hal ini ada beberapa langkah dalam mengobyektifkan persepsi diri maupun
terhadap orang lain serta mengembangkan kemampuan untuk menyadari
pengaruh-pengaruh sikap dan tingkahlaku
negative..
Kesadaran
dan kemampuan untuk menerima diri sebagai individu yang disamping memiliki
kelebihan juga memiliki kelemahan.
Kesediaan
dan upaya untuk mengembangkan pola-pola adaptif yang fleksibel.
Kemampuan
untuk menyadari pengaruh negative dari orang lain yang memiliki pengaruh
penting dalam kehidupannya.
Penerimaan
terhadap kenyataan bahwa persepsi dan citra diri tidak statis, melainkan dapat
berubah-ubah sepanjang hayat.
Teori yang
mendasari pengubahan perilaku operan sering disebut dengan Teori Rein forcement (Keller, 1969). Reinforce
artinya memperkuat
Apabila konsekuensi suatu perilaku (pengaruhnya kepada
lingkungan) adalah penggunaan reinforcement maka perilaku tersebut cenderung
diperkuat atau ditingkatkan.
Sebaliknya apabila suatu perilaku menimbulkan
hilangnya reinforcement maka perilaku tersebut cenderung dihilangkan atau
dikurangi.
Dari pengertian dan definisi pengubahan perilaku di
atas, maka penyusun memilih makalah dengan judul BEHAVIOUR MODIFICATION MODEL ,
dalam makalah ini penyusun akan menerangkan bagaimana dan apa saja yang harus
dilakukan seorang Pekerja Sosial dalam melakukan pengubahan perilaku dalam Praktek Pekerjaan sosial.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk:
1. Untuk
memahami dan mengetahui tentang modification behaviour
2. Untuk mengetahui pengaruh modification
behaviour terhadap individu.
3. Untuk
mengetahui dan memahami tahap-tahapdalam modification behavior
4. Untuk
mengetahui dan memahami konsep dan penerapan modification behaviour.
1.3 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah Behaviour Modification
Model ini yakni, agar mahasiswa yang merupakan calon pekerja sosial profesional
mengerti dan tau mengenai model-model pengubahan perilaku, yang nanti bisa di
terapkan dalam praktik pekerjaan sosial, baik dalam meningkatkan perilaku atau
menurunkan perilaku itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep
Perilaku
Perilaku manusia adalah
refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, persepsi, minat,
keinginan dan sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian
terletak dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal sebagian
lagi terletak di luar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu faktor
lingkungan.
Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), perubahan
perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Perubahan alamiah (natural change), ialah perubahan yang
dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi
dimana dia hidup dan beraktifitas.
2. Perubahan terencana (planned change), ialah perubahan
ini terjadi, karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to
change), ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau
program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami
perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang
mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.
Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang
itu berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :
1. Pemikiran dan perasaan
Bentuk pemikiran dan
perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan lain-lain.
2. Orang penting sebagai referensi
Apabila seseorang itu
penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan lakukan cendrung untuk kita
contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok referensi seperti : guru, kepala
suku dan lain-lain.
3. Sumber-sumber daya
Yang termasuk adalah
fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga kerja, ketrampilan dan
pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun
negatif.
4. Kebudayaan
Perilaku normal, kebiasaan,
nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu masyarakat akan
menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan. Perilaku yang normal
adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan mempunyai
pengaruh yang dalam terhadap perilaku.
Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa, alasan seseorang
berperilaku. Oleh sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat
berbeda-beda penyebab atau latar belakangnya.
2.2
Pengertian
Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku itu seperti namanya, berkaitan dengan
perilaku, apa yang orang lakukan. Perilaku di sini dimaksudkan dalam arti luas,
termasuk perilaku terbuka yang mudah diamati, perilaku rahasia seperti pikiran
yang umumnya disimpulkan dari apa yang orang memberitahu kita, berbagai emosi,
dan aktivitas halus dari sistem saraf. Dalam semua kasus kita mendefinisikan
perilaku seobjektif mungkin dalam batas-batas kepraktisan situasi dan
batas-batas teknologi.
Modifikasi perilaku muncul dari sekolah psikologi disebut
behaviorisme, pendekatan yang menunjukkan bahwa studi psikologi harus
menekankan pemahaman, prediksi, dan kontrol perilaku. Skinner (1974) adalah juru bicara utama
bagi behaviorisme hari. Dia menyarankan bentuk
behaviorisme disebut radikal behaviorisme, yang mengakui dan mempelajari
peristiwa mental sebagai perilaku internal. Pandangan Skinner dan pendekatan
behaviorisme tidak sama seperti semua behavioris berlatih modifikasi perilaku.
Namun, Skinner adalah bacaan penting bagi siswa dari modifikasi perilaku.
Jenis behaviorisme yang disarankan di sini bukanlah upaya
untuk mengurangi semua perilaku manusia untuk refleks sederhana atau
stimulus-respon asosiasi. Sebaliknya,
itu adalah apresiasi dari berbagai kompleksitas perilaku manusia dan upaya
untuk memahami kompleksitas ini dalam hal hubungan timbal balik dari perilaku
komponen. Melanggar perilaku ke dalam
komponen-komponennya tidak perlu mengurangi pemahaman seseorang secara
keseluruhan, melainkan memfasilitasi pengembangan program perubahan yang
efektif. Perilaku komponen tidak dikonseptualisasikan sebagai tanggapan khusus
yang belajar rangsangan tertentu, tetapi lebih merupakan kelas perilaku belajar
untuk kelas situasi.
Dengan berfokus pada perilaku, modifikasi perilaku memberikan informasi praktis tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi nyata.
Dengan berfokus pada perilaku, modifikasi perilaku memberikan informasi praktis tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi nyata.
Modifikasi perilaku secara umum
dapat didefinisikan sebagai hampir segala tindakan yang bertujuan mengubah
perilaku. Definisi yang tepat dari modifikasi perilaku adalah usaha untuk
menerapkan prinsip-prinsip proses blajar maupun prinsip-prinsip psikologis
hasil eksperimen lain pada perilaku manusia (Bootzin, 1975).
Sebagai ilustrasi dari definisi tersebut adalah
sebagai berikut:
“ Bu Andi orang seorang demawan yang cukup di kenal di
kompleks perumahan tersebut. Setiap hari Minggu berbondong-bondong didatangi
pengemis ke rumahnya. Pada suatu saat Bu Andi merasakan capai, dan ia berpikir
bahwa satu-satunya hari untuk istirahat hanya hari Minggu tersebut. Ia ingin tinggal
tenang di rumahnya, tidak cara menghentikan kedatangan para pengemis terebut.
Ia mempertanyakan: apakah yang terjadi bila ia menghentikan dermawannya? Apakah
pengemis tidak akan mengganggunya lagi “.
Pada contoh diatas, yang akan diubah oleh Bu Andi adalah
perilaku pencari dana yang datang pada setiap hari minggu. Datang setiap hari
Minggu adalah hasil belajar. Karena itu dengan menerapkan teori belajar,
perilaku tersebut mestinya dapat diubah.
Dalam
pandangan kaum behavioristik aliran klasik, modifikasi perilaku dapat diartikan
sebagai penggunaan secara sistematik teknik kondisioning pada manusia untuk
menghasilkan perubahan frekuensi perilaku tertentu /mengontrol lingkungan
perilaku tersebut.
Modifikasi
perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip eksperimental didirikan perilaku
untuk masalah perilaku. Saat ini, ia menarik paling banyak dari studi, bukan
teori, dalam bidang pembelajaran dan motivasi, meskipun modifikasi perilaku
tidak terbatas pada daerah-daerah tersebut. Ketika digunakan dalam pengaturan
yang terutama dilihat sebagai klinis, modifikasi perilaku sering disebut terapi
perilaku atau terapi pendingin. Modifikasi perilaku kadang-kadang disamakan
dengan operant conditioning, yang hanya bagian dari modifikasi perilaku dan
analisis eksperimental lebih akurat disebut perilaku.
Modifikasi perilaku dapat
diartikan sebagai:
a)
upaya,
proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku,
b)
aplikasi
prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku
tidak adaptif menjadi perilaku adaptif,
c)
penggunaan
secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku
melalui penguatan positif, penguatan negatif, dan hukuman, atau
d)
usaha
untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip
psikologi hasil eksperimen pada manusia.
v
Pengertian
Modifikasi Perilaku Menurut Para Ahli
a. Menurut
Edward Thorndike pada tahun 1911 dalam
artikelnya Provisional laws of acquired behavior or learning
Modifikasi perilaku menunjuk kepada teknik mengubah
perilaku, seperti mengubah perilaku dan reaksi seseorang terhadap suatu
stimulus melalui penguatan perilaku adaptif dan/atau penghilangan perilaku
maladaptif melalui hukuman.
b.
Menurut Eysenk
Modifikasi
Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dgn cara yang
menguntungkan berdasarkan teori yg modern dalam prinsip psikologi belajar.
c. Powers &
Osbon (1976) memberi batasan modifikasi perilaku sebagai penggunaan secara
sistematis teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan
frekuensi perilaku sosial tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan periaku
tersebut.
d. Wole (1973)
modifikasi perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah teruji
secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif,
kebiasaan-kebiasaan yang tidak adaptif dilemahkan dan dihilangkan, perilaku
adaptif ditimbulkan dan dikukuhkan.
Berdasarkan
pengertian tersebut maka yang dapat disimpulkan bahwa modifikasi perilaku
adalah cara atau teknik untuk mengubah perilaku maladaptif seseorang.
2.3 Karakteristik Modifikasi
Perilaku
Terdapat
empat ciri utama modifikasi perilaku, yaitu:
a. Fokus
pada perilaku (focuses on behavior)
Fokus
pada perilaku artinya menempatkan penekanan pada perilaku yang dapat diukur
berdasara atas dimensi-dimensinya, seperti frekuensi, durasi, dan
intensitasnya. Karena itu metode modifikasi perilaku selalu mengamati dan
mengukur setiap tahap perubahan sebagai indikator dari berhasil atau tidaknya
program bantuan yang diberikan. Dalam modifikasi perilaku, akan menghindari
label-label interpretatif dan sistem diagnostik (avoid interpretive labels and
diagnostic systems), serta fokus pada perilaku yang berkekurangan atau yang
berlebihan (focus on behavioral deficits or behavioral excess). Dalam
modifikasi perilaku, mengkategorikan apakah suatu perilaku sebagai berlebihan
atau kekurangan merupakan langkah yang mutlak, sehingga dapat dipahami secara
pasti mana perilaku yang termasuk excesses atau berlebihan dan akan dikurangi
atau yang termasuk deficit atau berkekurangan dan akan ditingkatkan.
Modifikasi perilaku berfokus pada
perilaku yang harus diubah. Seseorang yang perilakunya harus mendapatkan teknik
modifikasi perilaku adalah:
·
Menunjukkan perilaku yang berbeda
dari yang diharapkan di sekolah atau masyarakat dan
·
Membutuhkan perbaikan.
Salah satu contohnya adalah siswa yang menunjukkan
beberapa bentuk perilaku yang dinilai berbeda dari apa yang diharapkan di dalam
kelas. Pendekatan yang paling efektif
dan efisien adalah untuk menentukan masalah perilaku tertentu dan menerapkan
data-berbasis instruksi untuk memulihkan itu. (Lewis, Heflin, & DiGangi,
1991, p.9)
Ada dua bentuk
target perilaku dalam modifikasi perilaku:
·
Behavioral
exceses adalah perilaku
target yang negatif (tidak layak) yang ingin dikurangi frekuensi, durasi, atau
intensitasnya, contohnya: perilaku merokok.
·
Behavioral
deficit adalah aladah
target perilaku yang positif (lanyak) yang ingin ditingkatkan frekuensi,
durasi, atau intensitasnya, contohnya: perilaku gemar membaca.
b. Menekankan
pengaruh belajar dan lingkungan (emphasizes influences of learning and the
environment)
Modifikasi
perilaku juga menekankan pengaruh belajar dan lingkungan, artinya bahwa
prosedur dan teknik tritmen menekankan pada modifikasi lingkungan tempat dimana
individu tersebut berada, sehingga membantunya dalam berfungsi secara lebih
baik dalam masyarakat. Lingkungan tersebut dapat berupa orang, objek, peristiwa,
atau situasi yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap
kehidupan seseorang.
c. Mengikuti
pendekatan ilmiah (takes a scientific approach)
Mengikuti
pendekatan ilmiah artinya bahwa penerapan modifikasi perilaku memakai
prinsip-prinsip dalam psikologi belajar, dengan penempatan orang, objek,
situasi, atau peristiwa sebagai stimulus, serta dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
d. Menggunakan
metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku (uses pragmatic and
active methods to change behavior)
Menggunakan
metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku maksudnya bahwa dalam
modifikasi perilaku lebih mengutamakan aplikasi dari metode atau teknik-teknik
yang telah dikembangkan dan mudah untuk diterapkan.
2.4
Prinsip-Prinsip
dalam Modifikasi Perilaku
a. Kebanyakan tingkah laku
manusia adalah hasil belajarnya, karena itu
dapat diubah dengan belajar.
b. Target tingkah laku yang
mudah diubah adalah tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Tingkah
laku itu perlu dirinci dengan jelas indikatornya.
c.
Tingkah laku dapat diubah dengan memanipulasi kondisi belajar.
d.
Meskipun ada keterbatasan tertentu (pengaruh temperamen atau emosional),
semua anak berfungsi lebih efektif , jika mengalami konsekuensi yang tepat.
·
Reinforcement merupakan konsekuensi yang memperkuat tingkah laku yang
diinginkan.
·
Hukuman merupakan konsekuensi yg melemahkan tingkah laku yg tidak diinginkan.
e.
Tingkah laku seseorang dapat diatur, diubah dengan
memberikan konsekuensi terhadap tingkah laku orang itu sendiri.
2.5 Analisis Fungsi
Langkah awal dalam modifikasi
perilaku disebut analisis fungsi. Dalam analisis ini informasi yang relevan
dikumpulkan sesuai dengan permasalahan yang akan ditangani. Ada tiga hal yang
perlu diungkap dalam analisis fungsi, yaitu faktor-faktor penyumbang terjadinya
perilaku, yang ”memelihara” perilaku, dan tuntutan melakukan analisis fungsi
dapat digunakan formula ABC. Formula tersebut adalah:
·
A (Antecedent) ialah segala hal yang
mencetuskan atau menyebabkan perilaku yang dipermasalahkan. Antecedent ini
berkaitan dengan situasi tertentu (bila sendiri, bila bersama teman, saat
tertentu, tempat tertentu, selagi melakukan aktivitas tertentu, dan sebagainya)
·
B (Behavior) ialah segala hal
mengenai perilaku yang dipermasalahkan. Behavior ini dilihat dari sisi
frekuensinya, intensitasnya, dan lamanya.
·
C (Cosequence) ialah akibat-akibat
yang diperoleh setelah perilaku itu terjadi. Konsekuensi inilah yang biasanya
’memelihara” perilaku yang menjadi masalah. Misalnya: mendapat pujian atau perhatan,
peerasaan lebih tenang, bebas dari tugas, dan sebagainya.
Contoh: Seorang siswa bernama Ida suatu saat disuruh
gurunya menyanyi di depan kelas”Ida silahkan sekarang kamu menyanyi di depan
kelas!” Ida akhirnya menyanyi dengan suara parau dan tidak hafal syairnya,
akhirnya ia mendapat celaan dari teman-temannya akhirnya Ida malu.
Dari contoh di atas sebagai antecedent (A) adalah
perintah guru untuk menyanyi di depan kelas. Menyanyi dengan suara parau dan
tidak lancar syairnya adalah perilaku yang tampak (B). Konsekuensinya (C)
adalah malu.
Dalam analisis fungsi, perolehan informasi diarahkan
dalam tiga hal tersebut. Informasi tersebut mungkin berkenaan dengan
antecedentnya, mungkin berkaitan dengan perilakunya itu sendiri, atau mungkin
berkaitan dengan konsekuensinya. Ketiganya mempunyai peran utama dalam
memunculkan masalah dan kelak menentukan teknik pengubahan perilaku yang akan
digunakan dalam mengatasi masalahnya. Kadang-kadang dari analisis fungsi
ditemukan, bahwa masalah yang sebenarnya tidak sebesar seperi yang dilaporkan.
Misalnya, seorang ibu yang teralu perhatian pada anak gadisnya, melaporkan
bahwa anaknya terlihat sangat murung akhir-akhir ini. Ternyata kemurungan itu
masih dalam taraf normal, karena antecedentnya ialah kehilangan kucing kesayangannya.
Informasi yang relevan juga memungkinkan pengungkapkan
problema-problema yang mungkin harus mendapatkan prioritas penyelesaian lebih
dahulu dari pada problema yang dikeluhkan. Ketepatan dalam membuat urutan
penyelesaian problema akan mempermudah penyelesaian problema yang lainnya.
Setelah informasi yang relevan diperoleh, barulah
diambil kesimpulan berkaitan dengan:
1. Siapa yang
perlu dikenai perlakuan, dan sipakah yang perlu diikutsertakan dalam pemberian
perlakuan.
2. Perilaku
mana yang merupakan sasaran perubahan lebih dahulu.
3. Teknik apa
yang akan digunakan.
Modifikasi perilaku memerlukan penanganan dengan
perencanaan dan monitoring. Makin kritis perilaku bagi kelangsungan kehidupan
pribadi maupun kehidupan bermasyarakat individu, serta makin sulit berubah
perilaku tersebut, maka diperlukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan
evaluasi makin ketat. Dalam hal ini diperlukan informasi yang akurat dalam
analisis fungsi. Masalah yang ”ringan” dan tidak teralu menentukan kelangsungan
kehidupan dapat diselesaikan dengan meminta klien untuk mengubah perilakunya
sendiri. Cara yang sering dilakukan adalah mendorong klien secara pribadi untuk
mengubah perilaku tertentu yang tidak adaptif.
Langkah-langkah
Analisis dalam Model Modifikasi Perilaku
a. Mengidentifikasi tingkah
laku yang bermasalah dan merumuskan masalahnya secara operasional, yang dapat
diamati dan diukur.
b. Mengidentifikasi berbagai
kemungkinan penyebab timbulnya masalah itu.
c. Menetapkan target tingkah
laku yang diinginkan.
d. Merancang dan melaksanakan
strategi untuk mengatasi masalah dan mencapai target tingkah laku yang
diharapkan dengan memilih dan
menggunakan teknik yang tepat.
e. Mengevaluasi proses dan
hasil capaian.
2.6 Teknik Modifikasi Tingkah Laku
Pendekatan pengubahan tingkah laku
didasarkan pada teori yang mantap, yaitu prinsip – prinsip psikologi
behavioral. Pada dasarnya bahwa semua tingkah laku itu dipelajari, baik tingkah
laku yang di sukai maupun tingkah laku yang tidak disukai. Seorang melakukan
tindakan menyimpang tersebut karena satu atau dua alasan, yaitu :
- Telah mempelajari tingkah laku yang menyimpang
itu, atau
- Belum mempelajari tingkah laku yang sebaiknya.
Teknik-teknik pengubahan perilaku
antara lain:
a.
Penguatan positif
Penguatan
positif berupa memberikan stimulus positif, berupa ganjaran atau pujian
terhadap perilaku atau hasil yang memang diharapkan, misalnya berupa ungkapan
seperti “Nah seperti ini kalau mengerjakan tugas, tulisannya rapi mudah
dibaca”. Jenis-jenis penguatan positif itu ada yang:
- Penguatan primer (dasar) yaitu
penguatan-penguatan yang tidak dipelajari dan selalu diperlukan untuk
berlangsungnya hidup, seperti, makanan, air, udara yang segar dan
sebagainya. Suasana seperti ini dapat membentuk perilaku siswa yang baik
dan betah di dalam kelas
- Penguatan sekunder (bersyarat) yang menjadi
penguat sebagai hasil proses belajar atau dipelajari, seperti
diperhatikan, pujian (penguat sosial), nilai angka, rangking (penguatan
simbolik), kegiatan atau permainan yang disenangi siswa (penguatan bentuk
kegiatan).
b.
Penghukuman
Penghukuman
merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan
segera perilaku peserta didik yang tidak dikehendaki.
Tindakan hukuman dalam pergelolaan
kelas masih bersifat kontroversial (dipertentangkan). Sebagian menganggap bahwa
hukuman merupakan alat yang efektif untuk dengan segera menghentikan tingkah
laku yang tidak dikehendaki, sekaligus merupakan contoh “yang tidak
dikehendaki” bagi siswa lain. Sebagian lain melihat bahwa akibat sampingan dari
hubungan pribadi antara guru (yang menghukum) dan siswa (terhukum) menjadi
terganggu, atau siswa yang dihukum menjadi “Pahlawan” di mata teman-temannya.
Pendekatan penghukuman ini dianggap
bermanfaat bila untuk segera menghentikan, menghilangkan penampilan tingkah
laku yang tak disukai untuk segera dan sambil melaksanakan sistem penguatan
yang tepat bagi kelayakan penampilan perilaku tertentu yang disukai.
c.
Penguatan Negatif
Penguatan negative adalah berupa
peniadaan tingkah laku yang tidak disukai (biasanya berupa hukuman) yang selalu
diberikan, karena seseorang yang bersangkutan telah meninggalkan tingkah laku
yang menyimpang. Dengan demikian diharapkan tingkah laku seseorang yang lebih
baik itu akan ditingkatkan frekuensinya (Nurhadi, 1983: 177-180)
Ada beberapa hal yang perlu
memperoleh perhatian dalam mengimplementasikan pendekatan modifikasi perilaku
teknik penguatan negative yaitu hindari pemberian stimulus yang menyakitkan,
berikan stimulus secara bervariasi, berikan penguatan dengan segera, sasarannya
jelas dan keantusiasan.
d.
Penghilangan
Penghilangan adalah upaya mengubah
perilaku seseorang dengan cara menghentikan pemberian respon terhadap suatu
perilaku peserta didik yang semula dilakukan dengan respon tersebut.
Pengilangan ini menghasilkan penurunan frekuensi tingkah laku yang semula
mendapat penguatan.
e.
Penundaan
Penundaan merupaan tindakan tidak
jadi memberikan ganjaran atau pengecualian pemberian ganjaran untuk orang-orang
tertentu. Penundaan seperti ini menurunkan frekuensi penguatan dan menurunkan
frekuensi tingkah laku yang dimaksud itu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
terima kasih :)
BalasHapusmakasih infonya..."
BalasHapusmembantu banget..."
d tunggu coment baliknya d Edhay76.blogspot.com
Spicy Habanero & Spicy Pineapple Habanero Sauce - Titanium Art
BalasHapusPineapple-Habanero BBQ Sauce, a black titanium fallout 76 sauce with pineapple, habanero peppers and jalapeƱo peppers apple watch stainless steel vs titanium in it's aluminum vs titanium natural blend of fresh pineapple, titanium stud earrings habanero peppers, 2017 ford fusion energi titanium spices and
How to Play Pai Gow Poker | BetRivers Casino - Wolverione
BalasHapusPai kadangpintar Gow Poker is an online version deccasino of novcasino a traditional febcasino table game in which players place bets in worrione the background. Pai Gow Poker uses only the symbols from a
over at this website silicone sex doll,real dolls,cheap sex toys,sex toys,dildos,sex toys,dog dildo,sex chair,custom sex doll he said
BalasHapus