Powered By Blogger

Kamis, 07 Maret 2013

BEHAVIOUR MODIFIVATION MODEL


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pekerjaan sosial merupakan suatu profesi yang terorganisir dan terencana yang juga mengharuskan pekerja social itu sendiri memiliki hubungan relasi yang baik dengan klien. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerjaan social yang kegiatanpelayanan yang dilakukan oleh petugas-petugas seperti pekerja social yang tidak menggunakan alat kecuali dirinya sendiri. Kita juga haru smenyadari bahwa sikap dan tingkah laku merupakan hasil belajar yang didapatkan individu dari pihak internal maupun eksternalnya yang digunakannya dalam upaya merespon suatu kebutuhan hidupnya. sehingga individu cenderung untuk menginternalisasikan dan menanamkan sikap dan tingkahlaku dengan komponen-komponen emosional. Sehingga sering kali kita tidak memiliki kemampuan untuk melihatnya secara obyektif mengenai signifikan sikap yang sesungguhnya dalam mempengaruhi dan membentuk prilaku dan persepsi terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Sehingga dalam hal ini ada beberapa langkah dalam mengobyektifkan persepsi diri maupun terhadap orang lain serta mengembangkan kemampuan untuk menyadari pengaruh-pengaruh sikap dan tingkahlaku  negative..
Kesadaran dan kemampuan untuk menerima diri sebagai individu yang disamping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan.
Kesediaan dan upaya untuk mengembangkan pola-pola adaptif yang fleksibel.
Kemampuan untuk menyadari pengaruh negative dari orang lain yang memiliki pengaruh penting dalam kehidupannya.
Penerimaan terhadap kenyataan bahwa persepsi dan citra diri tidak statis, melainkan dapat berubah-ubah sepanjang hayat.

Teori  yang mendasari pengubahan perilaku operan sering disebut dengan Teori Rein forcement (Keller, 1969). Reinforce artinya memperkuat
Apabila konsekuensi suatu perilaku (pengaruhnya kepada lingkungan) adalah penggunaan reinforcement maka perilaku tersebut cenderung diperkuat atau ditingkatkan.
Sebaliknya apabila suatu perilaku menimbulkan hilangnya reinforcement maka perilaku tersebut cenderung dihilangkan atau dikurangi.
Dari pengertian dan definisi pengubahan perilaku di atas, maka penyusun memilih makalah dengan judul BEHAVIOUR MODIFICATION MODEL , dalam makalah ini penyusun akan menerangkan bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan seorang Pekerja Sosial dalam melakukan pengubahan perilaku  dalam Praktek Pekerjaan sosial.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk:
1.      Untuk memahami dan mengetahui tentang modification behaviour
2.       Untuk mengetahui pengaruh modification behaviour terhadap individu.
3.      Untuk mengetahui dan memahami tahap-tahapdalam modification behavior
4.      Untuk mengetahui dan memahami konsep dan penerapan modification behaviour.

1.3 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah Behaviour Modification Model ini yakni, agar mahasiswa yang merupakan calon pekerja sosial profesional mengerti dan tau mengenai model-model pengubahan perilaku, yang nanti bisa di terapkan dalam praktik pekerjaan sosial, baik dalam meningkatkan perilaku atau menurunkan perilaku itu sendiri.














BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Konsep Perilaku
Perilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, persepsi, minat, keinginan dan sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian terletak dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal sebagian lagi terletak di luar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan.

Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Perubahan alamiah (natural change), ialah perubahan yang dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan beraktifitas.
2. Perubahan terencana (planned change), ialah perubahan ini terjadi, karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change), ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.

Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :
1. Pemikiran dan perasaan
Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan lain-lain.

2. Orang penting sebagai referensi
Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan lakukan cendrung untuk kita contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok referensi seperti : guru, kepala suku dan lain-lain.



3. Sumber-sumber daya
Yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga kerja, ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif.

4. Kebudayaan
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan. Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku.

Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa, alasan seseorang berperilaku. Oleh sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat berbeda-beda penyebab atau latar belakangnya.

2.2  Pengertian Modifikasi Perilaku

Modifikasi perilaku itu seperti namanya, berkaitan dengan perilaku, apa yang orang lakukan. Perilaku di sini dimaksudkan dalam arti luas, termasuk perilaku terbuka yang mudah diamati, perilaku rahasia seperti pikiran yang umumnya disimpulkan dari apa yang orang memberitahu kita, berbagai emosi, dan aktivitas halus dari sistem saraf. Dalam semua kasus kita mendefinisikan perilaku seobjektif mungkin dalam batas-batas kepraktisan situasi dan batas-batas teknologi.

Modifikasi perilaku muncul dari sekolah psikologi disebut behaviorisme, pendekatan yang menunjukkan bahwa studi psikologi harus menekankan pemahaman, prediksi, dan kontrol perilaku. Skinner (1974) adalah juru bicara utama bagi behaviorisme hari. Dia menyarankan bentuk behaviorisme disebut radikal behaviorisme, yang mengakui dan mempelajari peristiwa mental sebagai perilaku internal. Pandangan Skinner dan pendekatan behaviorisme tidak sama seperti semua behavioris berlatih modifikasi perilaku. Namun, Skinner adalah bacaan penting bagi siswa dari modifikasi perilaku.
Jenis behaviorisme yang disarankan di sini bukanlah upaya untuk mengurangi semua perilaku manusia untuk refleks sederhana atau stimulus-respon asosiasi. Sebaliknya, itu adalah apresiasi dari berbagai kompleksitas perilaku manusia dan upaya untuk memahami kompleksitas ini dalam hal hubungan timbal balik dari perilaku komponen. Melanggar perilaku ke dalam komponen-komponennya tidak perlu mengurangi pemahaman seseorang secara keseluruhan, melainkan memfasilitasi pengembangan program perubahan yang efektif. Perilaku komponen tidak dikonseptualisasikan sebagai tanggapan khusus yang belajar rangsangan tertentu, tetapi lebih merupakan kelas perilaku belajar untuk kelas situasi.
Dengan berfokus pada perilaku, modifikasi perilaku memberikan informasi praktis tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi nyata.
Modifikasi perilaku secara umum dapat didefinisikan sebagai hampir segala tindakan yang bertujuan mengubah perilaku. Definisi yang tepat dari modifikasi perilaku adalah usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses blajar maupun prinsip-prinsip psikologis hasil eksperimen lain pada perilaku manusia (Bootzin, 1975).
Sebagai ilustrasi dari definisi tersebut adalah sebagai berikut:
“ Bu Andi orang seorang demawan yang cukup di kenal di kompleks perumahan tersebut. Setiap hari Minggu berbondong-bondong didatangi pengemis ke rumahnya. Pada suatu saat Bu Andi merasakan capai, dan ia berpikir bahwa satu-satunya hari untuk istirahat hanya hari Minggu tersebut. Ia ingin tinggal tenang di rumahnya, tidak cara menghentikan kedatangan para pengemis terebut. Ia mempertanyakan: apakah yang terjadi bila ia menghentikan dermawannya? Apakah pengemis tidak akan mengganggunya lagi “.
Pada contoh diatas, yang akan diubah oleh Bu Andi adalah perilaku pencari dana yang datang pada setiap hari minggu. Datang setiap hari Minggu adalah hasil belajar. Karena itu dengan menerapkan teori belajar, perilaku tersebut mestinya dapat diubah.
Dalam pandangan kaum behavioristik aliran klasik, modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai penggunaan secara sistematik teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku tertentu /mengontrol lingkungan perilaku tersebut.
Modifikasi perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip eksperimental didirikan perilaku untuk masalah perilaku. Saat ini, ia menarik paling banyak dari studi, bukan teori, dalam bidang pembelajaran dan motivasi, meskipun modifikasi perilaku tidak terbatas pada daerah-daerah tersebut. Ketika digunakan dalam pengaturan yang terutama dilihat sebagai klinis, modifikasi perilaku sering disebut terapi perilaku atau terapi pendingin. Modifikasi perilaku kadang-kadang disamakan dengan operant conditioning, yang hanya bagian dari modifikasi perilaku dan analisis eksperimental lebih akurat disebut perilaku.
Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai:
a)      upaya, proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku,
b)      aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif,
c)      penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku melalui penguatan positif, penguatan negatif, dan hukuman, atau
d)     usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia.

v  Pengertian Modifikasi Perilaku Menurut Para Ahli
a.       Menurut Edward Thorndike pada tahun 1911 dalam artikelnya Provisional laws of acquired behavior or learning
Modifikasi perilaku menunjuk kepada teknik mengubah perilaku, seperti mengubah perilaku dan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus melalui penguatan perilaku adaptif dan/atau penghilangan perilaku maladaptif melalui hukuman.

b.      Menurut Eysenk
Modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dgn cara yang menguntungkan berdasarkan teori yg modern dalam prinsip psikologi belajar.

c.       Powers & Osbon (1976) memberi batasan modifikasi perilaku sebagai penggunaan secara sistematis teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku sosial tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan periaku tersebut.

d.      Wole (1973) modifikasi perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif, kebiasaan-kebiasaan yang tidak adaptif dilemahkan dan dihilangkan, perilaku adaptif ditimbulkan dan dikukuhkan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dapat disimpulkan bahwa modifikasi perilaku adalah cara atau teknik untuk mengubah perilaku maladaptif seseorang.

2.3 Karakteristik Modifikasi Perilaku
Terdapat empat ciri utama modifikasi perilaku, yaitu:
a.       Fokus pada perilaku (focuses on behavior)
Fokus pada perilaku artinya menempatkan penekanan pada perilaku yang dapat diukur berdasara atas dimensi-dimensinya, seperti frekuensi, durasi, dan intensitasnya. Karena itu metode modifikasi perilaku selalu mengamati dan mengukur setiap tahap perubahan sebagai indikator dari berhasil atau tidaknya program bantuan yang diberikan. Dalam modifikasi perilaku, akan menghindari label-label interpretatif dan sistem diagnostik (avoid interpretive labels and diagnostic systems), serta fokus pada perilaku yang berkekurangan atau yang berlebihan (focus on behavioral deficits or behavioral excess). Dalam modifikasi perilaku, mengkategorikan apakah suatu perilaku sebagai berlebihan atau kekurangan merupakan langkah yang mutlak, sehingga dapat dipahami secara pasti mana perilaku yang termasuk excesses atau berlebihan dan akan dikurangi atau yang termasuk deficit atau berkekurangan dan akan ditingkatkan.  
Modifikasi perilaku berfokus pada perilaku yang harus diubah. Seseorang yang perilakunya harus mendapatkan teknik modifikasi  perilaku adalah:
·         Menunjukkan perilaku yang berbeda dari yang diharapkan di sekolah atau masyarakat dan
·         Membutuhkan perbaikan.
Salah satu contohnya adalah siswa yang menunjukkan beberapa bentuk perilaku yang dinilai berbeda dari apa yang diharapkan di dalam kelas.  Pendekatan yang paling efektif dan efisien adalah untuk menentukan masalah perilaku tertentu dan menerapkan data-berbasis instruksi untuk memulihkan itu. (Lewis, Heflin, & DiGangi, 1991, p.9)
Ada dua bentuk target perilaku dalam modifikasi perilaku:
·         Behavioral exceses adalah perilaku target yang negatif (tidak layak) yang ingin dikurangi frekuensi, durasi, atau intensitasnya, contohnya: perilaku merokok.
·         Behavioral deficit adalah aladah target perilaku yang positif (lanyak) yang ingin ditingkatkan frekuensi, durasi, atau intensitasnya, contohnya: perilaku gemar membaca.

b.      Menekankan pengaruh belajar dan lingkungan (emphasizes influences of learning and the environment)
Modifikasi perilaku juga menekankan pengaruh belajar dan lingkungan, artinya bahwa prosedur dan teknik tritmen menekankan pada modifikasi lingkungan tempat dimana individu tersebut berada, sehingga membantunya dalam berfungsi secara lebih baik dalam masyarakat. Lingkungan tersebut dapat berupa orang, objek, peristiwa, atau situasi yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap kehidupan seseorang.

c.       Mengikuti pendekatan ilmiah (takes a scientific approach)
Mengikuti pendekatan ilmiah artinya bahwa penerapan modifikasi perilaku memakai prinsip-prinsip dalam psikologi belajar, dengan penempatan orang, objek, situasi, atau peristiwa sebagai stimulus, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

d.      Menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku (uses pragmatic and active methods to change behavior)
Menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku maksudnya bahwa dalam modifikasi perilaku lebih mengutamakan aplikasi dari metode atau teknik-teknik yang telah dikembangkan dan mudah untuk diterapkan.

2.4  Prinsip-Prinsip dalam Modifikasi Perilaku
a.       Kebanyakan tingkah laku manusia adalah hasil belajarnya, karena itu dapat diubah dengan belajar.
b.      Target tingkah laku yang mudah diubah adalah tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Tingkah laku itu perlu dirinci dengan jelas indikatornya.
c.       Tingkah laku dapat diubah dengan memanipulasi kondisi belajar.
d.      Meskipun ada keterbatasan tertentu (pengaruh temperamen atau emosional), semua anak berfungsi lebih efektif , jika mengalami konsekuensi yang tepat.
·         Reinforcement merupakan konsekuensi yang memperkuat tingkah laku yang diinginkan.
·         Hukuman merupakan konsekuensi yg melemahkan tingkah laku yg tidak diinginkan.
e.       Tingkah laku seseorang dapat diatur, diubah dengan memberikan konsekuensi terhadap tingkah laku orang itu sendiri.

2.5  Analisis Fungsi
Langkah awal dalam modifikasi perilaku disebut analisis fungsi. Dalam analisis ini informasi yang relevan dikumpulkan sesuai dengan permasalahan yang akan ditangani. Ada tiga hal yang perlu diungkap dalam analisis fungsi, yaitu faktor-faktor penyumbang terjadinya perilaku, yang ”memelihara” perilaku, dan tuntutan melakukan analisis fungsi dapat digunakan formula ABC. Formula tersebut adalah:
·         A (Antecedent) ialah segala hal yang mencetuskan atau menyebabkan perilaku yang dipermasalahkan. Antecedent ini berkaitan dengan situasi tertentu (bila sendiri, bila bersama teman, saat tertentu, tempat tertentu, selagi melakukan aktivitas tertentu, dan sebagainya)
·         B (Behavior) ialah segala hal mengenai perilaku yang dipermasalahkan. Behavior ini dilihat dari sisi frekuensinya, intensitasnya, dan lamanya.
·         C (Cosequence) ialah akibat-akibat yang diperoleh setelah perilaku itu terjadi. Konsekuensi inilah yang biasanya ’memelihara” perilaku yang menjadi masalah. Misalnya: mendapat pujian atau perhatan, peerasaan lebih tenang, bebas dari tugas, dan sebagainya.
Contoh: Seorang siswa bernama Ida suatu saat disuruh gurunya menyanyi di depan kelas”Ida silahkan sekarang kamu menyanyi di depan kelas!” Ida akhirnya menyanyi dengan suara parau dan tidak hafal syairnya, akhirnya ia mendapat celaan dari teman-temannya akhirnya Ida malu.
Dari contoh di atas sebagai antecedent (A) adalah perintah guru untuk menyanyi di depan kelas. Menyanyi dengan suara parau dan tidak lancar syairnya adalah perilaku yang tampak (B). Konsekuensinya (C) adalah malu.
Dalam analisis fungsi, perolehan informasi diarahkan dalam tiga hal tersebut. Informasi tersebut mungkin berkenaan dengan antecedentnya, mungkin berkaitan dengan perilakunya itu sendiri, atau mungkin berkaitan dengan konsekuensinya. Ketiganya mempunyai peran utama dalam memunculkan masalah dan kelak menentukan teknik pengubahan perilaku yang akan digunakan dalam mengatasi masalahnya. Kadang-kadang dari analisis fungsi ditemukan, bahwa masalah yang sebenarnya tidak sebesar seperi yang dilaporkan. Misalnya, seorang ibu yang teralu perhatian pada anak gadisnya, melaporkan bahwa anaknya terlihat sangat murung akhir-akhir ini. Ternyata kemurungan itu masih dalam taraf normal, karena antecedentnya ialah kehilangan kucing kesayangannya.
Informasi yang relevan juga memungkinkan pengungkapkan problema-problema yang mungkin harus mendapatkan prioritas penyelesaian lebih dahulu dari pada problema yang dikeluhkan. Ketepatan dalam membuat urutan penyelesaian problema akan mempermudah penyelesaian problema yang lainnya.
Setelah informasi yang relevan diperoleh, barulah diambil kesimpulan berkaitan dengan:
1.      Siapa yang perlu dikenai perlakuan, dan sipakah yang perlu diikutsertakan dalam pemberian perlakuan.
2.      Perilaku mana yang merupakan sasaran perubahan lebih dahulu.
3.      Teknik apa yang akan digunakan.
Modifikasi perilaku memerlukan penanganan dengan perencanaan dan monitoring. Makin kritis perilaku bagi kelangsungan kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat individu, serta makin sulit berubah perilaku tersebut, maka diperlukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi makin ketat. Dalam hal ini diperlukan informasi yang akurat dalam analisis fungsi. Masalah yang ”ringan” dan tidak teralu menentukan kelangsungan kehidupan dapat diselesaikan dengan meminta klien untuk mengubah perilakunya sendiri. Cara yang sering dilakukan adalah mendorong klien secara pribadi untuk mengubah perilaku tertentu yang tidak adaptif.

Langkah-langkah Analisis dalam Model Modifikasi Perilaku
a.       Mengidentifikasi tingkah laku yang bermasalah dan merumuskan masalahnya secara operasional, yang dapat diamati dan diukur.
b.      Mengidentifikasi berbagai kemungkinan penyebab timbulnya masalah itu.
c.       Menetapkan target tingkah laku yang diinginkan.
d.      Merancang dan melaksanakan strategi untuk mengatasi masalah dan mencapai target tingkah laku yang diharapkan  dengan memilih dan menggunakan teknik yang tepat.
e.       Mengevaluasi proses dan hasil capaian.

2.6  Teknik Modifikasi Tingkah Laku
Pendekatan pengubahan tingkah laku didasarkan pada teori yang mantap, yaitu prinsip – prinsip psikologi behavioral. Pada dasarnya bahwa semua tingkah laku itu dipelajari, baik tingkah laku yang di sukai maupun tingkah laku yang tidak disukai. Seorang melakukan tindakan menyimpang tersebut karena satu atau dua alasan, yaitu :
  1. Telah mempelajari tingkah laku yang menyimpang itu, atau
  2. Belum mempelajari tingkah laku yang sebaiknya.
Teknik-teknik pengubahan perilaku antara lain:
a.      Penguatan positif
Penguatan positif berupa memberikan stimulus positif, berupa ganjaran atau pujian terhadap perilaku atau hasil yang memang diharapkan, misalnya berupa ungkapan seperti “Nah seperti ini kalau mengerjakan tugas, tulisannya rapi mudah dibaca”. Jenis-jenis penguatan positif itu ada yang:
  1. Penguatan primer (dasar) yaitu penguatan-penguatan yang tidak dipelajari dan selalu diperlukan untuk berlangsungnya hidup, seperti, makanan, air, udara yang segar dan sebagainya. Suasana seperti ini dapat membentuk perilaku siswa yang baik dan betah di dalam kelas
  2. Penguatan sekunder (bersyarat) yang menjadi penguat sebagai hasil proses belajar atau dipelajari, seperti diperhatikan, pujian (penguat sosial), nilai angka, rangking (penguatan simbolik), kegiatan atau permainan yang disenangi siswa (penguatan bentuk kegiatan).

b.      Penghukuman
Penghukuman merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera perilaku peserta didik yang tidak dikehendaki.
Tindakan hukuman dalam pergelolaan kelas masih bersifat kontroversial (dipertentangkan). Sebagian menganggap bahwa hukuman merupakan alat yang efektif untuk dengan segera menghentikan tingkah laku yang tidak dikehendaki, sekaligus merupakan contoh “yang tidak dikehendaki” bagi siswa lain. Sebagian lain melihat bahwa akibat sampingan dari hubungan pribadi antara guru (yang menghukum) dan siswa (terhukum) menjadi terganggu, atau siswa yang dihukum menjadi “Pahlawan” di mata teman-temannya.
Pendekatan penghukuman ini dianggap bermanfaat bila untuk segera menghentikan, menghilangkan penampilan tingkah laku yang tak disukai untuk segera dan sambil melaksanakan sistem penguatan yang tepat bagi kelayakan penampilan perilaku tertentu yang disukai.
c.       Penguatan Negatif
Penguatan negative adalah berupa peniadaan tingkah laku yang tidak disukai (biasanya berupa hukuman) yang selalu diberikan, karena seseorang yang bersangkutan telah meninggalkan tingkah laku yang menyimpang. Dengan demikian diharapkan tingkah laku seseorang yang lebih baik itu akan ditingkatkan frekuensinya (Nurhadi, 1983: 177-180)
Ada beberapa hal yang perlu memperoleh perhatian dalam mengimplementasikan pendekatan modifikasi perilaku teknik penguatan negative yaitu hindari pemberian stimulus yang menyakitkan, berikan stimulus secara bervariasi, berikan penguatan dengan segera, sasarannya jelas dan keantusiasan.
d.      Penghilangan
Penghilangan adalah upaya mengubah perilaku seseorang dengan cara menghentikan pemberian respon terhadap suatu perilaku peserta didik yang semula dilakukan dengan respon tersebut. Pengilangan ini menghasilkan penurunan frekuensi tingkah laku yang semula mendapat penguatan.
e.       Penundaan
Penundaan merupaan tindakan tidak jadi memberikan ganjaran atau pengecualian pemberian ganjaran untuk orang-orang tertentu. Penundaan seperti ini menurunkan frekuensi penguatan dan menurunkan frekuensi tingkah laku yang dimaksud itu.




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

5 komentar:

  1. makasih infonya..."
    membantu banget..."

    d tunggu coment baliknya d Edhay76.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Spicy Habanero & Spicy Pineapple Habanero Sauce - Titanium Art
    Pineapple-Habanero BBQ Sauce, a black titanium fallout 76 sauce with pineapple, habanero peppers and jalapeƱo peppers apple watch stainless steel vs titanium in it's aluminum vs titanium natural blend of fresh pineapple, titanium stud earrings habanero peppers, 2017 ford fusion energi titanium spices and

    BalasHapus
  3. How to Play Pai Gow Poker | BetRivers Casino - Wolverione
    Pai kadangpintar Gow Poker is an online version deccasino of novcasino a traditional febcasino table game in which players place bets in worrione the background. Pai Gow Poker uses only the symbols from a

    BalasHapus